Ziarah Wada: Fakta Menarik Perpisahan Jamaah Haji di Masjidil Haram

Ziarah Wada merupakan salah satu momen yang paling mengharukan dalam rangkaian ibadah Umroh maupun Haji. Istilah “wada” sendiri berarti perpisahan. Ziarah ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan ucapan selamat tinggal kepada Baitullah setelah seluruh rangkaian ibadah selesai.
Bagi jamaah, ziarah wada bukan sekadar ritual, melainkan momen emosional yang mendalam karena bisa jadi ini adalah pertemuan terakhir dengan Ka’bah di Makkah al-Mukarramah.
Apa Itu Ziarah Wada?
Ziarah Wada adalah amalan sunnah yang dilakukan jamaah sebelum meninggalkan Tanah Suci. Biasanya dilakukan dengan melaksanakan thawaf wada, yaitu thawaf perpisahan yang menjadi tanda selesainya ibadah haji atau umroh.
Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW mewajibkan thawaf wada bagi jamaah haji, kecuali bagi perempuan yang sedang haid. Hal ini menunjukkan pentingnya amalan ini dalam rangkaian perjalanan ibadah.
👉 Baca juga panduan resmi tentang Tawaf Wada di situs Kemenag RI untuk memastikan tata cara sesuai tuntunan.
Apa Itu Ziarah Wada?
Ziarah Wada adalah amalan sunnah yang dilakukan jamaah sebelum meninggalkan Tanah Suci. Biasanya dilakukan dengan melaksanakan thawaf wada, yaitu thawaf perpisahan yang menjadi tanda selesainya ibadah haji atau umroh.
Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW mewajibkan thawaf wada bagi jamaah haji, kecuali bagi perempuan yang sedang haid. Hal ini menunjukkan pentingnya amalan ini dalam rangkaian perjalanan ibadah.
👉 Rujukan hadis tentang thawaf wada bisa dibaca di Sunnah.com
Tata Cara Ziarah Wada
Niat dalam hati untuk melakukan thawaf wada.
Melaksanakan thawaf sebanyak 7 putaran mengelilingi Ka’bah.
Berdoa dan berdzikir sepanjang thawaf.
Setelah selesai, jamaah biasanya menengok Ka’bah sekali lagi sebagai tanda perpisahan.
Doa Ziarah Wada
Tidak ada doa khusus yang diwajibkan. Namun, jamaah bisa membaca doa perpisahan, salah satunya:
“Allahumma la taj‘al hadza akhira ‘ahdi bi baitikal haram, warzuqni ‘audatan ilaihi marratan ukhra”
(Ya Allah, janganlah Engkau jadikan ini sebagai pertemuan terakhirku dengan Baitullah-Mu, dan karuniakanlah aku kesempatan untuk kembali lagi ke sini).
Makna & Hikmah Ziarah Wada
Ungkapan cinta dan perpisahan dengan Ka’bah.
Meninggalkan Tanah Suci dengan hati yang bersih dan penuh doa.
Harapan untuk kembali menunaikan ibadah di kemudian hari.
Mengajarkan kerendahan hati, bahwa semua perjalanan berakhir dengan doa.
👉 Untuk memahami lebih jauh hikmah ibadah, bisa membaca artikel di NU Online atau Muhammadiyah.or.id
Hukum Ziarah Wada
Haji: Wajib bagi yang sudah menyelesaikan manasik, kecuali wanita haid/nifas.
Umroh: Disunnahkan untuk dilakukan sebagai bentuk kesempurnaan ibadah.
Ziarah Wada adalah momen sakral yang tidak hanya menandai berakhirnya ibadah, tetapi juga menjadi pengingat akan kerinduan seorang muslim pada Baitullah. Dengan melaksanakan ziarah ini, jamaah berharap agar Allah memberikan kesempatan untuk kembali menunaikan ibadah di Tanah Suci.
Semoga setiap langkah ziarah wada menjadi doa, dan setiap doa menjadi jalan untuk kembali ke rumah Allah.
Bagi Anda yang merindukan kesempatan menunaikan Umroh & Haji dengan bimbingan yang amanah, nyaman, dan penuh makna, King Salman Travel siap mendampingi perjalanan ibadah Anda. Bersama kami, momen indah seperti ziarah wada akan terasa lebih khusyuk dan berkesan.